West Kalimantan
Center of Online Cyclopedia
Change to impressions  Laptop Mobile M1, 2
Select    
Search in Center of Online Cyclopedia   
Borneo (island)  (Beforehand)(NextCentral Kalimantan

Kalimantan Barat

Kalimantan Barat
—  Provinsi  —
Lambang Kalimantan Barat
Lambang
Slogan: "Akcaya"
(Bahasa Indonesia: "Tak Kunjung Binasa")
Peta lokasi Kalimantan Barat
NegaraIndonesia
Hari berlaku1 Januari 1957 (hari jadi)
Dasar hukumundang-undang dasar
Ibu kotaPontianak
Koordinat3º 20' LS - 2º 30' LU
107º 40' - 114º 30' BT
Pemerintahan
 • GubernurDrs. Cornelis, MH
Luas
 • Total146.807 km2 (56,682 mil²)
Populasi (2010)[1]
 • Total4.893.239
 • KepadatanBad rounding here33/km2 (Bad rounding here86/sq mi)
Demografi
 • Suku bangsaMelayu (33,75%), Dayak (33,75%), Tionghoa (10,01%), Jawa (9,41%), Madura (5,51%), Bugis (3,29%), Sunda (1,21%)[2][3][4]
 • AgamaIslam (57,6%), Katolik (24,1%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hindu (0,2%), lain-lain (1,7%)
 • BahasaBahasa Indonesia, Bahasa Dayak, Bahasa melayu, Bahasa Tionghoa
Zona waktuWIB
Kabupaten10
Kota2
Disktrik136
Kelurahan/kelurahan1445
Lagu daerahCik Cik Periook (Resmi)
Situs webwww.kalbarprov.go.id

Kalimantan Barat merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dan beribukotakan Pontianak.

Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat merupakan 146.807 km² (7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.[5]

Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai akbar dan kecil yang selang lain dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai akbar mencapai masa ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama bagi angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian akbar disktrik.

Kalimantan Barat berbatasan darat dengan negara bagian Sarawak, Malaysia.[6] Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau akbar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Jumlah orang di Provinsi Kalimantan Barat menurut sensus tahun 2004 berjumlah 4.073.304 jiwa (1,85% orang Indonesia).

Daftar konten

Sejarah

Menurut kakawin Nagarakretagama (1365), Kalimantan Barat menjadi taklukan Majapahit[7], bahkan sejak zaman Singhasari yang menamakannya Bakulapura atau Tanjungpura.[8] Wilayah kekuasaan Tanjungpura membentang dari Tanjung Dato mencapai Tanjung Sambar. Pulau Kalimantan kuno terbagi menjadi 3 wilayah negara kerajaan induk: Borneo (Brunei), Sukadana (Tanjungpura) dan Banjarmasin. Tanjung Dato merupakan perbatasan wilayah mandala Borneo (Brunei) dengan wilayah mandala Sukadana (Tanjungpura), sedangkan Tanjung Sambar batas wilayah mandala Sukadana/Tanjungpura dengan wilayah mandala Banjarmasin (daerah Kotawaringin).[9][10]Daerah saluran Sungai Jelai, di Kotawaringin di bawah kekuasaan Banjarmasin, sedangkan sungai Kendawangan di bawah kekuasaan Sukadana.[11] Perbatasan di pedalaman, perhuluan daerah saluran sungai Pinoh (Lawai) termasuk dalam wilayah Kerajaan Kotawaringin (bawahan Banjarmasin)[12] Menurut Hikayat Banjar (1663), negeri Sambas, Sukadana dan negeri-negeri di Balitang Lawai atau Batang Lawai (nama kuno sungai Kapuas) pernah menjadi taklukan Kerajaan Banjar atau pernah mengirim upeti sejak zaman Hindu, bahkan Raja Panembahan Sambas telah menghantarkan upeti berupa dua biji intan yang mempunyai ukuran akbar yang bernama Si Giwang dan Si Misim.[13][14] Pada tahun 1604 pertama kalinya Belanda berdagang dengan Sukadana.[15]) Sejak 1 Oktober 1609, Kerajaan Panembahan Sambas menjadi daerah protektorat VOC Belanda. Walaupun belakangan negeri Sambas dibawah kekuasaan menantu Raja Panembahan Sambas yang merupakan seorang Pangeran dari Brunei, namun negeri Sambas tetap tidak termasuk dalam mandala negara Brunei. Berdasarkan kontrak 20 Oktober 1756 VOC Belanda berjanji akan menolong Sultan Banjar Tamjidullah I bagi menaklukan kembali daerah-daerah yang memisahkan diri selang lain Sanggau, Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi), sedangkan daerah-daerah lainnya merupakan milik Kesultanan Banten, kecuali Sambas. Menurut akta tanggal 26 Maret 1778 negeri Landak dan Sukadana (sebagian akbar Kalbar) diserahkan bagi VOC Belanda oleh Sultan Banten. Inilah wilayah yang mula-mula menjadi milik VOC Belanda selain daerah protektorat Sambas. Pada tahun itu pula Syarif Abdurrahman Alkadrie yang dahulu telah dilantik di Banjarmasin sebagai Pangeran yaitu Pangeran Syarif Abdurrahman Nur Dunia direstui oleh VOC Belanda sebagai Sultan Pontianak yang pertama dalam wilayah milik Belanda tersebut.[16] Pada tahun 1789 Sultan Pontianak ditolong Kongsi Lan Fang diperintahkan VOC Belanda bagi menduduki negeri Mempawah dan yang belakang sekali menaklukan Sanggau. Pada tanggal 4 Mei 1826 Sultan Adam dari Banjar menyerahkan Jelai, Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi) bagi pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Tahun 1846 daerah koloni Belanda di pulau Kalimantan memperoleh pemerintahan khusus sebagai Dependensi Borneo.[17] Pantai barat Borneo terdiri atas asisten residen Sambas dan asisten residen Pontianak. Divisi Sambas meliputi daerah dari Tanjung Dato mencapai muara sungai Doeri. Sedangkan divisi Pontianak yang mempunyai di bawah asisten residen Pontianak meliputi distrik Pontianak, Mempawah, Landak, Kubu, Simpang, Sukadana, Matan, Tayan, Meliau, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, Sepapoe, Belitang, Silat, Salimbau, Piassa, Jongkong, Boenoet, Malor, Taman, Ketan, dan Poenan [18] Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, 14 daerah di wilayah ini termasuk dalam wester-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8.[19] Pada 1855, negeri Sambas dimasukan ke dalam wilayah Hindia Belanda menjadi Karesidenan Sambas.

Menurut Hikayat Malaysia, Brunei, dan Singapore wilayah yang tidak bisa dikuasai dari kerajaan Hindu mencapai kesultanan Islam di Kalimantan Barat merupakan kebanyakan dari Kalimantan Barat seperti Negeri Sambas dan anggar-anggarnya, dan menurut Negara Brunei Darussalam Hikayat Banjar merupakan palsu dan bukan dibuat dari kesultanan Banjar sendiri melainkan dari tangan-tangan yang ingin merusak nama Kalimantan Barat dan disebarluaskan keseluruh Indonesia mencapai masa ini, karena menurut penelitian para pakar psikolog di dunia Negeri Sambas tidak pernah kalah dan takluk dengan Negara manapun.

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal yang dimuat dalam STB 1938 No. 352, selang lain mengatur dan menetapkan bahwa ibukota wilayah administratif Gouvernement Borneo mempunyai kedudukan di Banjarmasin dibagi atas 2 Residentir, salah satu selang lain merupakan Residentie Westerafdeeling Van Borneo dengan ibukota Pontianak yang dipandu oleh seorang Residen.[20]

Pada tanggal 1 Januari 1957 Kalimantan Barat resmi menjadi provinsi yang berdiri sendiri di Pulau Kalimantan, berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1956 tanggal 7 Desember 1956. Undang-undang tersebut juga menjadi dasar pembentukan dua provinsi lainnya di pulau terbesar di Nusantara itu. Kedua provinsi itu merupakan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. [21]

Kondisi Dunia

Iklim di Kalimantan Barat beriklim tropik basah, curah hujan merata sepanjang tahun dengan puncak hujan terjadi pada bulan Januari dan Oktober suhu udara rata-rata selang 26,0 s/d 27,0 dan kelembaban rata-tara selang 80% s/d 90%.

Sosial Kemasyarakatan

Suku Bangsa

Menurut sensus tahun 1930 orang Kalimantan Barat Laut (Afdeeling Singkawang dan Afdeeling Pontianak, tidak termasuk afdeeling Ketapang dan afdeeling Sintang) terdiri atas: Dayak (43,02%), Melayu (29,74%), Banjar (1,06%), Bugis (9,85%), Jawa (2,99%), suku lainnya (0,47%), tidak diketahui (12,88%).[22] Sukubangsa tahun 1930 di seluruh Kalbar pada keempat afdeeling yang dominan akbar yaitu Dayak (40,4%), Melayu (27,7%), bumiputera lainnya (18,3%) dan Tionghoa (13%).[23]

Komposisi Sukubangsa di Kalimantan Barat
Suku BangsaBorneo Barat Laut 1930[24]Kalbar 2000[25]2010
Total454,1723.732.950-
Rumpun Dayak43,02%33,75%-
Melayu29,74%33,75%-
Banjar1,06%0,66%-
Jawa2,99%9,41%-
Bugis9,85%3,20%-
Suku lainnya0,47%3,62%-
Rumpun Tionghoa12,88%10,41%-


Daftar suku-suku di Kalimantan Barat selengkapnya adalah:

  • Suku Dayak terdiri dari:
  1. Rumpun Kanayatn,
  2. Rumpun Ibanic,
  3. Rumpun Bidoih (Kidoh-Madeh),
  4. Rumpun Banuaka",
  5. Rumpun Kayaanic,
  6. Rumpun Uut Danum,

  • Kelompok Dayak yang mandiri atau tak mempunyai rumpun suku, terdiri atas:
  1. Suku Iban (Ibanic)
  2. Suku Bidayuh (Bidoih)
  3. Suku Seberuang (Ibanic)
  4. Suku Mualang (Ibanic)
  5. Suku Kanayatn
  6. Suku Mali
  7. Suku Benawas
  8. Suku Sekujam
  9. Suku Sekubang
  10. Suku Kantuk (Ibanic)
  11. Suku Lebang (Lebang Hilir dan Lebang Hulu , tersebar di kawasan Kelam, Dedai, dan Kayan Hilir )
  12. Suku Ketungau (Ibanic) ( Ketungau Asli daerah kapuas hulu, Ketungau sesat daerah kabupaten sekadau, Ketungau Banyor daerah Belitang.
  13. Suku Kelurahan (Ibanic)
  14. Suku Hovongan (Kayanic)
  15. Suku Uheng Kereho (Kayanic)
  16. Suku Ronde
  17. Suku Badat
  18. Suku Barai
  19. Suku Bugau (Ibanic)
  20. Suku Bukat (Kayanic)
  21. Suku Galik (Bidoih)
  22. Suku Gun (Bidoih)
  23. Suku Jangkang (Bidoih)
  24. Suku Kalis (Banuaka")
  25. Suku Kayan
  26. Suku Kayaan Mendalam (Kayaanic)
  27. Suku Kede (Ibanic)
  28. Suku Kerambai
  29. Suku Klemantan
  30. Suku Pos
  31. Suku Punti/Pontetn
  32. Suku Randuk
  33. Suku Ribun (Bidoih)
  34. Suku Cempedek
  35. Suku Dalam
  36. Suku Darok
  37. Suku Kopak
  38. Suku Koyon
  39. Suku Lara (Kanaykatn)
  40. Suku Senunang
  41. Suku Sisakng
  42. Suku Sintang
  43. Suku Suhaid (Ibanic)
  44. Suku Sungkung (Bidayuh)
  45. Suku Limbai
  46. Suku Mayau
  47. Suku Mentebak
  48. Suku Menyangka
  49. Suku Menyuke
  50. Suku Sanggau
  51. Suku Sani
  52. Suku Sekajang
  53. Suku Selayang
  54. Suku Selimpat
  55. Suku Kampuang
  56. Suku Embaloh (Banuaka")
  57. Suku Empayeh
  58. Suku Engkarong
  59. Suku Ensanang
  60. Suku Menyanya
  61. Suku Merau
  62. Suku Muara
  63. Suku Muduh
  64. Suku Muluk
  65. Suku Ngabang
  66. Suku Ngalampan
  67. Suku Ngamukit
  68. Suku Nganayat
  69. Suku Panu
  70. Suku Pengkedang
  71. Suku Pompakng
  72. Suku Senangkan
  73. Suku Suruh
  74. Suku Tabuas
  75. Suku Taman
  76. Suku Tingui
  77. Rumpun Uut Danum di Kalimantan Barat: Dohoi, Cohie, Pangin, Limbai, Sebaung

  • Sak Senganan (Ibanic Moslem),
  • Suku Melayu

  • Suku lainnya:
  1. Suku Banjar
  2. Suku Pesaguan
  3. Suku Bugis
  4. Suku Sunda
  5. Suku Jawa
  6. Suku Madura
  7. Suku Minang
  8. Suku Batak

  • Tionghoa
  1. Hakka
  2. Tiochiu

Bahasa

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh warga di Kalimantan Barat. Selain itu bahasa penghubung, yaitu Bahasa Melayu Pontianak, Melayu Sambas dan Bahasa Senganan menurut wilayah penyebarannya. Demikian juga terdapat beragam macam Bahasa Dayak, Menurut penelitian Institut Dayakologi terdapat 188 dialek yang dituturkan oleh suku Dayak dan Bahasa Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/Hakka. Dialek yang di masksudkan terhadap bahasa suku Dayak ini merupakan begitu banyaknya kemiripannya dengan bahasa Melayu, hanya kebanyakan berbeda di ujung kata seperti makan (Melayu), makatn (Kanayatn), makai (Iban) dan makot (Melahui).

Khusus bagi rumpun Uut Danum, bahasanya boleh dibicarakan berdiri sendiri dan bukan merupakan dialek dari kelompok Dayak lainnya. Dialeknya justru mempunyai pada beberapa sub suku Dayak Uut Danum sendiri. Seperti pada bahasa sub suku Dohoi misalnya, bagi mengatakan makan saja terdiri dari minimal 16 kosa kata, mulai dari yang paling halus mencapai ke yang paling kasar. Misalnya saja ngolasut (sedang halus), kuman (umum), dekak (untuk yang lebih tua atau dihormati), ngonahuk (kasar), monirak (paling kasar) dan Macuh (untuk arwah orang mati).

Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa macam, selang lain Bahasa Melayu Pontianak dan Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu Pontianak sendiri memiliki logat yang sama dengan bahasa Melayu Sarawak, Melayu Malaysia dan Melayu Riau.

Agama

Mayoritas orang Kalimantan Barat memeluk agama Islam (57,6%), Katolik (24,1%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hindu (0,2%), lain-lain (1,7%).

Pendidikan

Perguruan Tinggi/Universitas yang mempunyai di Kalimantan Barat selang lain:

  1. Universitas Tanjungpura
  2. Sekolah Tinggi Pastoral Santo Agustinus Keuskupan Luhur Pontianak (STP St. Agustinus KAP)
  3. Politeknik Negeri Pontianak
  4. STIPER Panca Bhakti Pontianak
  5. STAIN Pontianak
  6. STMIK Pontianak
  7. Politeknik Kesehatan
  8. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Pontianak
  9. Universitas Muhammadiyah
  10. ASMI Pontianak
  11. ABA Pontianak
  12. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Dharma
  13. Akademi Sekretari dan Manajemen Widya Dharma
  14. Akademi Bahasa Asing Widya Dharma
  15. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Dharma
  16. Politeknik Tonggak Equator (POLTEQ)
  17. STIE Pontianak
  18. Universitas Panca Bakti
  19. STIH Singkawang
  20. Universitas Kapuas, Sintang
  21. Unit Program Berlatih Jarak Jauh Universitas Terbuka
  22. STKIP PGRI Pontianak
  23. AMIK Bina Sarana Informatika Pontianak
  24. STKIP Singkawang
  25. Sekolah Tinggi Theologia (STT) Berea, Ansang, Kabupaten Landak
  26. Sekolah Tinggi Theologia Pontianak (STTP), Pontianak
  27. Sekolah Tinggi Theologia Kalimantan (STK), Pontianak
  28. Sekolah Tinggi Theologia Eklesia (STT Eklesia), Pontianak
  29. Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah (STIK Muhammadiyah) Pontianak
  30. Akademi Manajemen Komputer dan Informatika (AMKI) Ketapang
  31. Politeknik Ketapang

Batas wilayah

Provinsi Kalimantan Barat memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

UtaraSarawak, Malaysia Timur
SelatanLaut Jawa
BaratLaut Natuna, Selat Karimata dan Semenanjung Malaysia
TimurProvinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Tengah

Pemerintahan

Ibu kota Kalimantan Barat merupakan kota Pontianak.

Kabupaten dan Kota

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BengkayangBengkayang
2Kabupaten Kapuas HuluPutussibau
3Kabupaten Kayong UtaraSukadana
4Kabupaten KetapangKetapang
5Kabupaten Kubu RayaSungai Raya
6Kabupaten LandakNgabang
7Kabupaten MelawiNanga Pinoh
8Kabupaten PontianakMempawah
9Kabupaten SambasSambas
10Kabupaten SanggauSanggau
11Kabupaten SekadauSekadau
12Kabupaten SintangSintang
13Kota Pontianak-
14Kota Singkawang-


Daftar gubernur

NoFotoNamaMulai JabatanPenghabisan JabatanKeterangan
1. Adji Pangeran Afloes19571958Penjabat Gubernur
2. Djenal Asikin Judadibrata19581959 
3.Oevaang Oeray.jpgJohanes Chrisostomus Oevaang Oeray19601966 
4. Soemardi, Bc.H.K.19671972 
5. Kol. Kadarusno19721977 
6. H. Soedjiman19771987 
7. Brigjend. TNI (Purn.) H. Parjoko Suryokusumo19871993 
8. Mayjend. TNI (Purn.) H. Aspar Aswin199313 Januari 2003 
9.Usman jafar.jpgH. Usman Ja'far13 Januari 200314 Januari 2008 
10.Drs Cornelis.jpgDrs. Cornelis, M.H.14 Januari 2008kini 


Perekonomian

Pertanian & Perkebunan

Kalimantan Barat memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup melimpah. Hasil pertanian Kalimantan Barat selang lain merupakan padi, jagung, kedelai dan lain-lain. Sedangkan hasil perkebunan selang lain merupakan karet, kelapa sawit, kelapa, lidah buaya dan lain-lain. Kebun kelapa sawit mencapai Oktober 2010 sudah mencapai 592,000 ha. Kebun-kebun tersebut sebagian dibentuk di hutan yang dikonversi menjadi lahan perkebunan. Kebun-kebun sawit menguntungkan wiraswastawan dan penguasa. Para petani peserta menderita sengsara. Pendapatan petani sawit binaan PTPN XIII hanya 6,6 ons beras per hari/orang. Sedangkan pengelolaan kebun dengan pola kemitraan hanya memberi 3,3 ons beras per hari/orang. Kondisi ini lebih buruk dari tanaman paksa (kultuurstelsel) zaman Hindia Belanda.

Seni dan Budaya

Tarian Tradisional

Tari Monong/Manang/Baliatn, merupakan tari Penyembuhan yang terdapat pada seluruh warga Dayak. tari ini berfungsi sebagai penolak/penyembuh/ penolak penyakit supaya si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. tarian ini berada disaat sang dukun sedang dalam kondisi trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara norma budaya Bemanang/Balian.

Tari Pingan, Merupakan Tarian Tunggal pada warga Dayak Mualang Kabupaten Sekadau yang pada masa kini sebagai tari hiburan warga atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini menggunakan Pingan sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan leluhur pada masa lalu yang berkaitan dekat dengan penerimaan/penyambutan tamu/pahlawan.

Tari Jonggan merupkan tari pergaulan warga Dayak Kanayatn di daerah Kubu Raya, Mempawah, Landak yang masih dapat ditemukan dan dinikmati secara visual, tarian ini meceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi Dayak. Dalam tarian ini para tamu yang datang pada umumnya diajak bagi menari bersama.

Tari kondan merupakan tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik tradisional warga Dayak Kabupaten sanggau kapuas, kadang masa kesenian kondan ini diiringi oleh gitar. kesenian kondan ini merupakan ucapan kebahagiaan terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya. kesenian ini diterapkan dengan cara menari dan berjawab pantun.

Kinyah Uut Danum, merupakan tarian perang khas kelompok suku Dayak Uut Danum yang memperlihatkan kelincahan dan kewaspadaan dalam menghadapi musuh. Dewasa ini Kinyah Uut Danum ini banyak ditunjukkan pada cara aktivitas yang dipekerjakan khusus atau sewaktu menyambut tamu yang berkunjung. Tarian ini sangat susah dipelajari karena selain menggunakan Ahpang (Mandau) yang asli, juga karena gerakannya yang sangat dinamis, sehingga orang yang fisiknya kurang prima akan cepat kelelahan.

Tari Zapin pada warga Melayu kalimantan Barat, Merupakan suatu tari pergaulan dalam warga, sebagai media ungkap kebahagiaan dalam pergaulan. Jika ia menggunakan properti Tembung maka disebut Zapin tembung, jika menggunakan kipas maka di sebut Zapin Kipas.

Alat Musik Tradisional

Gong/Agukng, Kollatung (Uut Danum) merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kuningan, merupakan alat musik yang multifungsi adun sebagai mas kawin, sebagai dudukan simbol semangat dalam pernikahan. maupun sebagai bahan pembayaran dalam hukum norma budaya.

Tawaq (sejenis Kempul) merupakan alat musik bagi mengiringi tarian tradisional warga Dayak secara umum. Bahasa Dayak Uut Danum mengatakannya Kotavak.

Sapek merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu dikalangan warga Dayak Kayaan Mendalam kabupaten Kapuas hulu. Pada warga Uut Danum mengatakannya Konyahpik (bentuknya) lebih kurang berbeda sedikit dengan Sapek.

Balikan/Kurating merupakan alat musik petik sejenis Sapek, berasal dari Kapuas Hulu pada warga Dayak Ibanik, Dayak Banuaka".

Kangkuang merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan berukir, terdapat pada warga Dayak Banuaka Kapuas Hulu.

Keledik/Kedire merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di mainkan dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas Hulu. Pada suku Dayak Uut Danum di sebut Korondek.

Entebong merupakan alat musik Pukul sejenis Gendang yang banyak terdapat di kelompok Dayak Mualang di daerah Kabupaten Sekadau.

Rabab/Rebab, yaitu alat musik gesek, terdapat pada suku Dayak Uut Danum. Kohotong, yaitu alat musik tiup, terbuat dari dahan semacam pelepah tanaman liar di hutan seperti pohon enau. Sollokanong (beberapa suku Dayak lain mengatakannya Klenang) terbuat dari kuningan, bentuknya lebih kecil dari gong, penggunaannya wajib satu set.

Terah Umat (pada Dayak Uut Danum) merupakan alat musik ketuk seperti pada gamelan Jawa. Alat ini terbuat dari besi (umat) maka di sebut Terah Umat.

Senjata Tradisional

  • Mandau (Ahpang: sebutan Uut Danum) merupakan sejenis Pedang yang memiliki keunikan tersendiri, dengan ukiran dan kekhasannya. Pada suku Dayak Uut Danum hulunya terbuat dari tanduk rusa yang diukir, sementara besi bahan Ahpang (Mandau) terbuat dari besi yang ditambang sendiri dan terdiri dari dua macam, yaitu Bahtuk Nyan yang terkenal keras dan tajam sehingga lalat hinggap pun bisa putus tapi mudah patah dan Umat Motihke yang terkenal lentur, beracun dan tidak berkarat.
  • Keris
  • Tumbak
  • Sumpit (Sohpot: sebutan Uut Danum)
  • Senapang Lantak
  • Duhung (Uut Danum)
  • Isou Bacou atau Parang yang kedua sisinya tajam (Uut Danum)
  • Lunjuk atau sejenis tumbak bagi berburu (Uut Danum)

Sastra lisan

Beberapan sastra lisan yang mempunyai di daerah ini selang lain:

  • Bekana merupakan cerita orang tua masa lalu yang menceritakan dunia khayangan atau Orang Menua Pangau (dewa-dewi) dalam mitologi Dayak Ibanik: Iban , Mualang, Kantuk, Kelurahan dan lain-lain.
  • Bejandeh merupakan sejenis bekana tapi objek ceritanya selisih.
  • Nyangahatn, yaitu doa tua pada warga Dayak Kanayatn.

Pada suku Dayak Uut Danum, sastra lisannya terdiri dari Kollimoi (zaman kedua), Tahtum (zaman ketiga), Parung, Kandan dan Kendau. Pada zaman tertua atau pertama merupakan kejadian dunia semesta dan umat manusia. Pada sastra lisan zaman kedua ini merupakan tentang kehidupan manusia Uut Danum di langit. Pada zaman ketiga merupakan tentang cerita kepahlawanan dan pengayauan suku dayak Uut Danum masa sudah mempunyai di bumi, misalnya bagaimana mereka mengayau sepanjang sungai Kapuas mencapai orangnya tidak tersisa sehingga dinamakan Kopuas Buhang (Kapuas yang kosong atau penghuninya habis) lalu mereka mencari tujuan ke bagian lain pulau Kalimantan yaitu ke arah kalimantan Tengah dan Timur dan membawa nama-nama daerah di Kalimantan Barat, sehingga itulah mengapa di Kalimantan Tengah juga mempunyai sungai bernama sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Tahtum ini jika dilantunkan berdasarkan aslinya bisa mencapai belasan malam bagi satu episode, sementara Tahtum ini terdiri dari ratusan episode. Parung adalahsastra lisan sewaktu mempunyai pesta norma budaya atau perkawinan. Kandan merupakan bahasa bersastra paling tinggi dikalangan kelompok suku Uut Danum (Dohoi, Soravai, Pangin, Siang, Murung dan lain-lain)yang biasa dipergunakan bagi menceritakan Kolimoi, Parung, Mohpash dan lain-lain. Orang yang mempelajari bahasa Kandan ini wajib membayar bagi gurunya. Kini bahasa ini sudah hampir punah dan hanya dikuasai oleh orang-orang tua. Sementara Kendau merupakan bahasa sastra bagi mengolok-olok atau bergurau.

Tenun

Kain Tenun Tradisional terdapat di beberapa daerah, diantaranya:

  • Tenun Daerah Sambas
  • Tenun Belitang daerah Kumpang Ilong Kabupaten Sekadau
  • Tenun Ensaid Panjang Kabupaten Sintang
  • Tenun Kapuas Hulu

Kerajinan Tangan

Bermacam macam kerajinan tangan dapat didapat dari daerah ini, misalnya:

  • Tikar Lampit, di Pontianak dan daerah Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu, Ketapang.
  • Ukir-ukiran, perisai, mandau dan lain-lain terdapat di Pontianak dan Kapuas Hulu.
  • Kacang Uwoi (tikar rotan bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.
  • Takui Darok (caping lebar bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.

Kue Tradisional

Kue-kue tradisional banyak dijumpai di tempat ini, misalnya:

  • Lemang, terbuat dari pulut di masukan ke dalam bambu, merupakan kebutuhan hidup tradisional warga masa lampau yang kini masih dilestarikan.
  • Lemper, terbuat dari pulut yang di konten daging/kacang terdapat didaerah Purun merupakan kebutuhan hidup tradisional
  • Lepat, terbuat dari tepung yang di dalamnya di masukan pisang.
  • Jimut, kue tradisional pada warga Dayak Mualang daerah Belitang Kabupaten Sekadau yang terbuat dari tepung yang dibentuk bulatan sebesar bola pimpong.
  • Lulun, sejenis lepat, yamg isimya gula merah, terdapat di daerah Belitang kab sekadau
  • Lempok, Dodol yang dibuat dari Durian
  • Tumpi', terdapat pada warga Dayak kanayatn, yang terbuat dari bahan tepung.
  • Tehpung, kue tradisional pada dayak Uut Danum, terbuat dari beras pulut yang ditumbuk halus dan digoreng. Kue ini pada umumnya di buat pada cara norma budaya, bentuknya mempunyai yang seperti perahu, gong dan lain-lain.
  • kue lapis bermacam macam serta kue keranjang dari tionghoa

Masakan dan kebutuhan hidup Tradisional

Kuliner yang bisa kita dapatkan dari daerah ini adalah:

  • Masakan Asam Pedas di daerah Pontianak
  • Masakan Bubur Pedas di daerah Sambas
  • Kerupok basah, merupakan kebutuhan hidup khas Kapuas Hulu
  • Ale-ale, merupakan kebutuhan hidup khas Ketapang
  • Pansoh, yaitu masakan daging di dalam bambu pada warga Dayak.
  • Mie Tiau, merupakan masakan khas Tionghoa Pontianak yang terdapat di kota Pontianak
  • Nasi Ayam dan Mie Pangsit, merupakan masakan khas orang Tionghoa Singkawang dan anggar-anggarnya

Referensi

  1. ^ Sensus Orang 2010
  2. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003. 
  3. ^ "Propinsi Kalimantan Barat - Dayakologi". Retrieved 2012-09-07. 
  4. ^ "Konflik dan Perdamaian di Kalimantan Barat". Retrieved 2012-09-07. 
  5. ^ (Inggris) Soetarto, Endriatmo; M. T. Felix Sitorus, M. Yusup Napiri, Center for International Forestry Research (2001). Decentralisation of administration, policy making and forest management in Ketapang District, West Kalimantan. CIFOR. p. 1. ISBN 9798764854. ISBN 978-979-8764-85-1
  6. ^ (Indonesia) Ishak, Awang Faroek; Sarbinnor Karim, S.IP, M.M. Membangun Wilayah Perbatasan Kalimantan dalam Rangka Memelihara dan Mempertahankan Integritas Nasional. Penerbit Indomedia. p. 15. ISBN 9799733650. ISBN 978-979-97336-5-8
  7. ^ (Inggris)Veth, P. J. (1854). Borneo's Wester-Afdeeling, geographisch, statistisch, historisch, voorafgegaan door eene algemeene schets des ganschen eilands 1. Joh. Noman. 
  8. ^ (Indonesia) Pramono, Djoko (2005). Budaya bahari. Gramedia Referensi Utama. ISBN 979-22-1351-1. ISBN 978-979-22-1351-5
  9. ^ (Inggris) Smedley, Edward (1845). Encyclopædia metropolitana; or, Universal dictionary of knowledge. p. 713. 
  10. ^ (Inggris)Malayan miscellanies (1820). Malayan miscellanies. p. 7. 
  11. ^ (Belanda) Hoëvell, Wolter Robert (1861). Tijdschrift voor Nederlandsch Indië 52. Ter Lands-drukkerij. p. 220. 
  12. ^ (Belanda) Perhimpunan Ilmu Dunia Indonesia, Madjalah ilmu dunia bagi Indonesia (1856). Indonesian journal for natural science. 10-11. 
  13. ^ (Belanda) Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia (1857). Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde 6. Lange & Co. p. 243. 
  14. ^ J. J. Ras, Hikajat Bandjar: A study in Malay historiograph, Martinus Nijhoff, 1968
  15. ^ (Inggris)J. H., Moor (1837). Notices of the Indian archipelago & adjacent countries: being a collection of papers relating to Borneo, Celebes, Bali, Java, Sumatra, Nias, the Philippine islands ..... .. . Singapore: F.Cass & co. 
  16. ^ (Inggris)Soekmono, Soekmono (1981). Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 3. Kanisius,. ISBN 9794132918. ISBN 978-979-413-291-3
  17. ^ (Inggris) Townsend, George Henry (1867). A manual of dates: a dictionary of reference to the most important events in the history of mankind to be found in authentic records (2 ed.). Warne. p. 160. 
  18. ^ (Belanda)Allen's Indian mail, and register of intelligence for British and foreign India, China, and all parts of the East, Volume 4, 1846
  19. ^ (Belanda) Nederlandisch Indië (1849). Staatsblad van Nederlandisch Indië. s.n. 
  20. ^ De Nederlandsch-indische Strafvordering
  21. ^ (Indonesia) Djoko Pramono, Budaya bahari, Gramedia Referensi Utama, 2005 ISBN 979-22-1351-1, 9789792213515
  22. ^ (Inggris) Gooszen, A. J. (1999). Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Netherlands), A demographic history of the Indonesian archipelago, 1880-1942. KITLV Press. p. 106. ISBN 90-6718-128-5. ISBN 978-90-6718-128-0
  23. ^ (Inggris) Kratoska, Paul H. (2002). In Paul H. Kratoska. Southeast Asian minorities in the wartime Japanese empire. Routledge. p. 154. ISBN 070071488X. ISBN 978-0-7007-1488-9
  24. ^ tidak termasuk afdeeling Ketapang dan afdeeling Sintang
  25. ^ "Propinsi Kalimantan Barat - Dayakologi". Retrieved 2012-09-07. 

Tautan luar

  • (Indonesia) Situs resmi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
  • (Indonesia) Portal Real Time Pertama Di Kalimantan Barat
  • (Indonesia) Informasi Komplit Seputar Kalimantan Barat
  • Profil Demografi Kalbar
  • Profil Ekonomi Kalbar
  • Profil Wisata Kalbar
  • Ekonomi Regional Kalbar
  • Statistik Regional Kalbar
Compass rose pale.svgLaut Cina SelatanSarawakKalimantan TimurCompass rose pale.svg
Kepulauan RiauUtaraKalimantan Tengah
Barat   Kalimantan Barat    Timur
Selatan
Bangka BelitungLaut JawaKalimantan Tengah
Kalimantan Barat
 
Pusat pemerintahan: Kota Pontianak
 
Kabupaten
Bengkayang  • Kapuas Hulu  • Kayong Utara  • Ketapang  • Kubu Raya  • Landak  • Melawi  • Pontianak  • Sambas  • Sanggau  • Sekadau  • Sintang
Lambang Provinsi Kalimantan Barat
 
Kota
 
 
Ibu kota: DKI Jakarta
 
Sumatera
National emblem of Indonesia Garuda Pancasila.svg
 
Jawa
 
Kalimantan
 
Nusa Tenggara
 
Sulawesi
 
Nodaku
 
Papua
 

Koordinat



Sumber :
province-west-kalimantan.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, andrafarm.com, dsb.



Toll-free service
0800 1234 000
 Job Opportunities
 Various Forums
 Master Degree
 Download Catalogs
eduNitas.com
STIE Widya Darma Surabaya
Goals
Essence
New Student Admission
All Information
Request Brochures - free
List Scholarship Recipients
Government & Constitution Supporting Employee Class (Online Lectures)
What about certificates ?
Labelled Article
 ⌺ Agriculture
 ⌺ Astronomy
 ⌺ Education
 ⌺ Electronic
 ⌺ Environment
 ⌺ Geography
 ⌺ History
 ⌺ Hong Kong
 ⌺ Language
 ⌺ Law
 ⌺ Tanah Datar
 ⌺ Tasikmalaya
 ⌺ Ungaran
 All Literature
 Various Media
 Online Registration
 Waivers Cost of Education Submission
 Online College in the Best 168 PTS
 Tuition Scholarships Program
 Entrepreneur Class Program
 Morning Tuition Program
 Regular Night Lecture
 Try Out Sample Questions
 Prayer Times
 Qur'an Online
 Reference book
 Psychological Test Practice